

Orthodontic adalah salah satu spesialisasi dari ilmu kedokteran gigi. Untuk dapat menjadi seorang orthodontic, dokter gigi harus melanjutkan pendidikan di bangku kuliah selama paling tidak 3 tahun. Orthodontist adalah profesi yang memberikan perawatan pada maloklusi, mulai dari yang ringan sampai dengan yang berat. Perawatan yang umum dilakukan oleh seorang orthodontist adalah meratakan gigi.
Orthodonsi merupakan cabang yang berhubungan dengan merapikan gigi menggunakan kawat gigi.
Dokter gigi yang mengambil spesialisasi di cabang ini dikenal dengan Orthodontik dan melakukan perawatan kawat gigi.

sumber: https://www.galena.co.id/q/apa-perbedaan-antara-spesialis-ortodonti-orthodontist-dan-dentist-dokter-gigi


- Menciptakan dan mempertahankan kondisi gigi dan gusi yang sehat.
Bagaimana bisa demikian? Gigi yang berjejal/berantakan akan menyulitkan kita untuk dapat membersihkan area gigi dan gusi dengan baik. Hal ini akan menyebabkan menumpuknya plak dan bakteri yang akhirnya menyebabkan karies (gigi berlubang). Plak gigi yang menempel pada permukaan gigi dan kemudian termineralisasi oleh air liur juga dapat berkembang menjadi karang gigi. Karang gigi ini akhirnya dapat merusak gusi (gingivitis) dan bahkan merusak tulang penyangga gigi sehingga menyebabkan gigi menjadi goyang (periodontitis).
Selain gigi berjejal, gigi dengan celah-celah/spacing juga berpotensi menyebabkan impaksi makanan/tertahannya sisa makanan diantara celah gigi yang akhirnya menyebabkan gigi berlubang dan gingivitis.
Dengan dilakukannya perawatan ortodonti, maka gigi berjejal akan menjadi rapi dan gigi dengan spacing akan tertutup rapat sehingga didapatkan susunan gigi yang baik dan teratur dan diharapkan terciptanya rongga mulut yang sehat.
- Memperbaiki fungsi bicara.
Adanya kondisi-kondisi maloklusi tertentu dapat menyebabkan seseorang kesulitan mengucapkan beberapa huruf atau kata. Contohnya pada kasus gigitan terbuka (openbite) dimana gigi depan tidak dapat dikatupkan walaupun gigi belakang sudah dalam keadaan menggigit. Pada keadaan ini seseorang akan kesulitan mengucapkan suara ‘sibilant’ seperti “s”, “z”, dan “ch”. Pada kasus dengan lengkung gigi yang sempit atau berbentuk seperti segitiga, resonansi suara yang dihasilkan juga menjadi kurang baik.
- Mencegah atau mengobati gangguan sendi rahang temporomandibular.
Salah satu penyebab gangguan sendi rahang adalah interdigitasi gigi geligi rahang atas terhadap rahang bawah yang kurang baik yaitu bagian tonjol (cusp) gigi tidak bertemu sempurna terhadap bagian cekungan (fossa) gigi sehingga terjadi ketidakharmonisan kondisi gigitan pada saat kedua rahang dikatupkan. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit pada sendi, bunyi pada sendi (clicking atau krepitasi), kesulitan pada gerakan buka tutup mulut serta gangguan sendi rahang lainnya.
- Mencegah aus atau terkikisnya permukaan gigi serta tekanan yang berlebihan pada gusi dan jaringan penyangga gigi.
Hal ini biasanya berhubungan dengan susunan gigi yang tidak teratur misalkan ada salah satu atau beberapa bagian gigi yang tidak se-level atau di atas garis oklusi sehingga gigi tersebut terkena tekanan penguyahan lebih besar dari gigi geligi yang lain, yang semestinya tekanan dari pengunyahan didistribusikan secara lebih merata ke permukaan-permukaan gigi lainnya.
- Memperbaiki fungsi pengunyahan.
Contoh, pada kasus openbite (gigitan terbuka) anterior, seseorang akan sulit menggigit makanan dengan gigi depan. Sebaliknya pada openbite posterior, seseorang akan kesulitan mengunyah dengan baik pada gigi belakangnya. Interdigitasi gigi geligi yang buruk juga dapat menyebabkan proses pengunyahan makanan menjadi kurang efektif.
- Mencegah kondisi gigi geligi yang ada agar tidak menjadi maloklusi yang semakin buruk di kemudian hari.
Adanya kebiasaan buruk seperti mengisap ibu jari, menggigit bibir, menjulurkan lidah atau bernafas melalui mulut terutama bila dilakukan sejak masa pertumbuhan anak, dapat menyebabkan maloklusi yang parah di kemudian hari atau bahkan berkembang menjadi kelainan pertumbuhan rahang. Disinilah peran ortodontis untuk pencegahan /preventif diperlukan agar kondisi tersebut tidak menjadi semakin parah.
- Mencegah kondisi gigi geligi yang ada agar tidak menjadi maloklusi yang semakin buruk di kemudian hari.
Gigi geligi yang berjejal/bertumpuk, renggang-renggang, garis tengah gigi tidak sesuai garis tengah wajah akan tentunya kurang sedap dipandang.
Dari penjelasan di atas kita dapat melihat bahwa bukan hanya aspek estetika, namun banyak aspek medis yang menyertai fungsi perawatan ortodonti ini. Jadi, janganlah sembarangan dalam melakukan perawatan ortodonti, karena bila tidak dilakukan dengan benar fungsi-fungsi medis yang harusnya didapatkan tidak akan tercapai.
sumber: http://www.toothsignature.com/fungsi-dan-tujuan-perawatan-ortodonti/


Contoh kasus yang perlu perawatan Orthodontik

DENTAL CROWDING
Dental crowding terjadi bila tidak ada cukup ruang untuk gigi di dalam rahang.

OCCLUSAL PROBLEMS
Masalah pada gigitan atau cara gigi cocok bersama biasanya ditangani dalam perawatan ortodontik.

OPEN BITE
Kondisi di mana tidak ada tumpang tindih vertikal gigi depan atas dengan gigi bawah depan.

DEEP BITE
Kondisi di mana ada terlalu banyak tumpang tindih vertikal gigi depan atas dengan di gigi bawah depan.

CROSSBITES
Crossbites melibatkan situasi di mana gigi bagian atas terlalu jauh ke sisi lidah (crossnite lingual) atau terlalu jauh ke sisi pipi (crossbite bukal).

CLASS II
Pada masalah Kelas II, gigi bagian atas terlalu jauh di depan gigi bagian bawah.